MAKALAH
Jaringan Transportaasi
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Sistem Transportasi
Dosen
Pengampu : Leni S , MT
Oleh :
Rico
Reynando Bandarsyah
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Maksud
dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu komponen penilaian dan
dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses belajar mengajar mata
kuliah Sistem Transportasi, serta dengan harapan untuk memotivasi penulis
sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi yang berkaitan dengan
pembelajaran tersebut.
Makalah
ini, penulis sajikan untuk mengingatkan kembali akan pentingnya mempelajari
proses pembelajaran, karena konsep-konsep pembelajaran ini akan sangat membantu
dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cara belajar atau aspek-aspek
pembelajaran.
Terima
kasih kepada dosen mata kuliah Sistem Transportasi atas segala bimbingannya,
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah ini.
Akhir
kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami semua dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Metro, 26 April 2018
Rico Reynando
Bandarsyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Transportasi.............................................................................................. 3
B. Fungsi Transportasi................................................................................................ 4
C. Manfaat Transportasi............................................................................................. 4
D. Sistem Jaringan Transportasi Darat........................................................ 5
E.
Sistem Jaringan
Transportasi Laut........................................................... 8
F. Sistem Jaringan Transportasi Udara..................................................... 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................................... 16
Saran.................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dahulu saat belum mengenal
alat transportasi yang praktis seperti sekarang, manusia membutuhkan waktu
berbulan-bulan untuk sampai ke tujuannya. Jika daerah yang dijelajah adalah
dataran yang luas, manusia akaan menggunakan tenaga hewan seperti kuda dan lain-lain,
namun tetap saja waktu tempuhnya masih membutuhkan waktu yang lama. Jika daerah
tujuannya terpisah dengan perairan, manusia menggunakan rakit atau perahu
berlayar kecil agar sampai ke tujuannya. Dengan perahu yang mengandalkan tenaga
angin, ternyata waktu yang dibutuhkan
untuk sampai ke tujuannya juga memakan waktu yang lama. Di masa lalu,
transportasi begitu penting peranannya agar manusia bisa pergi ke tempat
tujuannya atau membawa barang-barang untuk diperdagangkan dan begitu juga saat
ini. Sifat manusia yang tidak pernah puas dan kebutuhan akan peningkatan
kualitas transportasi membuat manusia berusaha untuk mengembangkan teknologi
transportasi. Pada masa revolusi industri di Inggris, penemuan mesin uap oleh
James Watt dikembangkan kembali dengan kreativitas yang menghasilkan peralatan
yang makin memudahkan kehidupan manusia, seperti alat transportasi. Penemuan
mesin uap melahirkan mesin penggerak kereta api, mobil, mesin penggerak kapal
laut, bahkan pesawat terbang. Peralatan transportasi tersebut makin berkembang
seiring berjalannya waktu yang meningkatkan efisiensi waktu tempuh, bahan
bakar, kapasitas muatan, dan tingkat keamanannya. Alat transportasi menjadi
sangat penting peranannya di era modern untuk pemenuhan kebutuhan manusia yang
makin kompleks.
Menyadari pentingnya
transportasi, pemerintah memberi perhatian khusus pada sistem transportasi di
negaranya. Kebutuhan akan perpindahan dan distribusi barang yang semakin
kompleks membuat transportasi menjadi hal yang harus selalu dibenahi. Perpindahan
dan distribusi barang sangat penting karena hal inilah yang membuat
perekonomian masyarakat berjalan. Tanpa alat transportasi, suplai barang-barang
kebutuhan akan terhambat yang pastinya dapat mengakibatkan kelaparan masal.
Jika tidak ada angkutan, orang tidak dapat berpindah ke tempat lain sehingga
dia tidak dapat bekerja di tempatnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan transportasi selalu berkembang seiring dengan waktu. Peningkatan
kualitas transportasi yang dilihat dari kemampuan jarak jelajah, kenyamanan,
tingkat harga, efisiensi waktu, dan standard keamanan dan keselamat selalu
menjadi hal yang diperhatikan oleh pemerintah. Pastinya setiap pemerintah di
suatu negara memiliki keadaan dan kondisi sistem transportasi yang berbeda-beda. Dengan
mengetahui perbedaan-perbedaan cara penanganan sistem transportasi dari negara
lain, akan menjadi bahan input yang menarik untuk selanjutnya digunakan untuk
mengembangkan sistem transportasi di tanah air sendiri. Diharapkan makalah ini
bisa menjadi bahan pertimbangan untuk kemudian mengembangkan sistem
transportasi Indonesia jika ada input yang cocok untuk pengembangan kualitas jaringan transportasi di tanah air.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka timbul masalah sebagai berikut:
1.
Definisi Transportasi ?
2.
Fungsi dan Manfaat Transportasi ?
3.
Sistem Jaringan
Transportasi Darat ?
4. Sistem Jaringan Transportasi Laut ?
5.
Sistem Jaringan
Transportasi Udara ?
C. Tujuan
a)
Memahami Pengertian
Transportasi.
b) Memahami Fungsi dari Transportasi.
c)
Memahami Manfaat dari Transportasi.
d)
Mengetahui Sistem Jaringan
Transportasi Darat, Laut, dan Udara.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Transportasi
Transportasi berasal dari kata latin yaitu transportare, dimana trans berarti
seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi
transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau
dari suatu tempat ke tempat lainnya. Transportasi seperti itu merupakan suatu jasa
yang diberikan guna menolong barang atau orang untuk dibawa dari suatu tempat
ke tempat lainnya.
Menurut Setijowarno dan Frazila (2001) transportasi
berarti suatu kegiatan untuk memindahkan sesuatu (orang dan atau barang) dari
satu tempat ke tempat yang lain, baik dengan atau tanpa sarana (kendaraan,
pipa, dan lain-lain).
Menurut Miro
(2005), Transportasi diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,
mangangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain,
dimana ditempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk
tujuan-tujuan tertentu. Transportasi merupakan suatu proses yakni proses
pindah, proses gerak, proses mengangkut dan mengalihkan dimana proses ini tidak
bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya
proses dimaksud sesuai dengan waktu yang diinginkan.
Sedangkan menurut Salim (2006), Transportasi adalah
kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat
lain.Jadi bisa dikatakan kalau transportasi merupakan usaha mengangkut atau
membawa barang dan atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Adapun unsur yang membentuk makna transportasi ialah :
·
Manusia yang
membutuhkan
·
Barang yang
dibutuhkan
·
Kendaraan sebagai
alat/sarana
·
Jalan dan terminal
sebagai prasarana transportasi
·
Organisasi
(pengelola transportasi)
Kesimpulan
Pengertian transportasi adalah pemindahan barang
dan atau manusia dari tempat awal ke tempat tujuan dengan menggunakan
kendaraan, baik yang digerakan mesin atau tenaga manusia.
B. Fungsi Transportasi
Beberapa fungsi
transportasi, yang diantaranya sebagai berikut ini:
·
Untuk memudahkan aktifitas
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
·
Untuk melancarkan arus barang
maupun arus manusia.
·
Untuk menunjang perkembangan pembangunan
pada suatu daerah.
·
Dan untuk menunjang perkembangan
ekonomi dengan jasa angkutan.
C. Manfaat Transportasi
Manfaat transportasi dibagi menjadi 4 bagian, yang diantaranya sebagai
berikut ini:
a). Manfaat
bagi Ekonomi
Kegiatan ekonomi memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Saat ini
transportasi merupakan salah satu kegiatan yang menyangkut kebtuhan manusia
yaitu dengan memindahkan manusia, hewan atau barang dari tempat asal ketempat
tujuan sehingga dapat terjadi transaksi (menyediakan jasa angkutan).
b). Manfaat
untuk Sosial
Sedangkan
manfaatnya bagi sosial, yang diantaranya sebagai berikut ini:
·
Dapat menjadi pelayanan untuk
masyarakat baik itu perorangan ataupun kelompok.
·
Memendekan jarak antaran tempat
atau daerah.
·
Menyediakan jasa bagi perjalanan.
·
Pertukaran informasi, dan
lain-lain.
c). Manfaat
untuk Kewilayahan
Dapat memudahkan dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan bagi daerah-daerah
khususnya daerah yang sedang mengalami pembangunan.
d). Manfaat
untuk Politis
Manfaat untuk politis, yang diantaranya sebagai berikut ini:
·
Dapat menciptakan persatuan.
·
Dapat Meninkatkan keamanan
negara.
·
Pelayanan untuk masyarakat dapat
diperluas.
·
Mempermudahdalam mengatasi
permasalahan misalnya seperti menuju lokasi bencana.
D. Sistem Jaringan Transportasi Darat
Didalam PP-26/2008, tentang RTRWN dimana dijelaskan bahwa Dalam menetapkan
sistem jaringan jalan, terlebih dulu harus diidentifikasi simpul-simpul yang
harus dihubungkan (pusat-pusat kegiatan). Untuk itu perlu diketahui Sistem
Perkotaan Nasional (PP-26/2008, pasal
11-13 )
·
Sistem perkotaan nasional terdiri
atas Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat
Kegiatan Lokal (PKL).
·
PKN dan PKW tercantum dalam
Lampiran II PP- 26/2008, tentang RTRWN.
·
PKL ditetapkan dengan Peraturan
Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi berdasarkan usulan
pemerintah kabupaten/ kota, setelah dikonsultasikan dengan Menteri.
·
Selain sistem perkotaan nasional
tersebut, dikembangkan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) untuk mendorong
perkembangan kawasan perbatasan negara. PKSN tercantum dalam PP-26/2008 tentang
RTRWN.
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI NASIONAL
(PP-26/2008, tentang RTRWN, pasal 17&18)
Sistem jaringan transportasi nasional terdiri atas :
Sistem jaringan transportasi nasional terdiri atas :
1.
Sistem jaringan transportasi
darat
2.
Sistem jaringan transportasi laut
3.
Sistem jaringan transportasi
udara
Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas jaringan jalan nasional,
jaringan jalur kereta api, dan jaringan transportasi sungai, danau, dan
penyeberangan. Jaringan jalan nasional terdiri atas jaringan jalan arteri
primer, jaringan jalan kolektor primer, jaringan jalan strategis nasional, dan
jalan tol. Jaringan jalan arteri primer dikembangkan secara menerus dan
berhirarki ber-dasarkan kesatuan orientasi untuk menghubungkan : antar-PKN;
antara PKN dan PKW; dan/atau PKN dan/atau PKW dengan bandar udara pusat
penyebaran skala pelayanan primer/sekunder/tersier dan pelabuhan
internasional/nasional.
Jaringan jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkan antar - PKW
dan antara PKW dan PKL. Jaringan jalan strategis nasional dikembangkan untuk
menghubungkan : Antar - PKSN dalam satu kawasan perbatasan negara ; Antara PKSN dan pusat kegiatan
lainnya; PKN dan / atau PKW dengan kawasan strategis nasional .
Pengelompokkan Jalan :
(pasal 6) Menurut PERUNTUKANNYA yaitu Jalan Umum dan Jalan Khusus
Jalan Umum :
Jalan Umum :
·
jalan yang diperuntukkan bagi
lalu lintas umum;
·
jalan umum dikelompokkan menurut
sistem, fungsi, status dan kelas.
Jalan Khusus :
·
jalan yang dibangun oleh
instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan
sendiri;
·
jalan khusus bukan diperuntukkan
bagi lalu lintas umum dalam rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.
Yang dimaksud dengan jalan khusus, antara lain, adalah jalan di dalam
kawasan pelabuhan, jalan kehutanan, jalan perkebunan, jalan inspeksi pengairan,
jalan di kawasan industri, dan jalan di kawasan permukiman yang belum
diserahkan kepada pemerintah.
1.
Kriteria Teknis
Jaringan
jalan arteri primer ditetapkan dengan kriteria:
·
menghubungkan antar-PKN, antara PKN
dan PKW, dan/atau PKN/PKW dengan bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan
primer/sekunder/tersier dan pelabuhan internasional/nasional;
·
berupa jalan umum yang melayani
angkutan utama;
·
melayani perjalanan jarak
jauh;
·
memungkinkan untuk lalu lintas
dengan kecepatan rata-rata tinggi; dan
·
membatasi jumlah jalan masuk secara
berdaya guna.
Jaringan jalan kolektor primer ditetapkan dengan kriteria:
·
menghubungkan antar-PKW dan antara
PKW dan PKL;
·
berupa jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan pengumpul atau pembagi;
·
melayani perjalanan jarak
sedang;
·
memungkinkan untuk lalu lintas
dengan kecepatan rata-rata sedang; dan
·
membatasi jumlah jalan masuk.
Kriteria jaringan jalan strategis nasional dan jaringan jalan tolditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
E. Jaringan
transportasi laut
Jaringan transportasi laut sebagai
salah satu bagian dari jaringan moda transportasi air mempunyai perbedaan
karakteristik dibandingkan moda transportasi lain yaitu mampu mengangkut
penumpang dan barang dalam jumlah besar dan jarak jauh antar pulau dan antar
negara.
1. Jaringan Prasarana
Jaringan prasarana transportasi laut
terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan laut dan ruang lalu lintas yang
berwujud alur pelayaran. Pelabuhan laut dibedakan berdasarkan peran, fungsi dan
klarifikasi serta jenis. Berdasarkan jenisnya pelabuhan dibedakan atas:
Hirarki
berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut terdiri dari:
b. Pelabuhan internasional hub (utama primer) adalah
pelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan bongkar muat
penumpang dan barang internasional dalam volume besar karena kedekatan dengan
pasar dan jalur pelayaran internasionalserta berdekatan dengan jalur lautt
kepulauan Indonesia.
c. Pelabuhan lnternasional (utama sekunder) adalah pelabuhan utama yang
memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang
nasional dalam volume yang relatif besar karena kedekatan dengan jalur
pelayaran nasional dan internasional serta mempunyai jarak tertentu dengan
pelabuhan internasional lainya.
d. Pelabuhan nasional (utama tersier) adalah pelabuhan utama memiliki peran
dan fungsi melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang nasional dengan
volume sedang dengan memperhatikan kebijakan pemerintah dalam pemerataan
pembangunan nasional dan meningkatkan pertumbuhan wilayah, mempunyai jarak
tertentu dengan jalur/rute lintas pelayaran nasional dan antar pulau serta
berada (dekat) dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota kabupaten/kota dan
kawasan pertumbuhan nasional.
e. Pelabuhan regional adalah pelabuhan pengumpan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan bongkar muat penumpang dan barang dalam jumlah kecil dan jangkauan
pelayanan antar kabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan
utama.
f. Pelabuhan lokal adalah pelabuhan pengumpan yang berfungsi khususnya untuk
melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang dalam jumlah kecil dan
jangkau pelayanannya antar kecamatan dalam kabupaten/kota serta merupakan
pengumpan kepada pelabuhan utama dan pelabuhan regional.
Berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan khusus yang bersifat
nasional/internasional yang melayani kegiatan bongkar muat barang berbahaya dan
beracun (B3) dengan lingkup pelayanan yang bersifat lintas provinsi dan
internasional. Penyelenggaraan pelabuhan umum dapat dibedakan atas pelabuhan
umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau dapat dilimpahkan pada
BUMN, dan pelabuhan umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/kota atau dapat dilimpahkan pada BUMD.
Ruang lalu lintas laut (seaways) adalah bagian dari ruang perairan yang ditetapkan untuk menampung kapal lautyang berlayar atau berolah gerak pada satu lokasi/pelabuhan lainnya melalui arah dan posisi tertentu.
Alur pelayaran adalah bagian dari ruang lalu lintas laut yang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaranlainnya dianggap layak untuk dilayari. Alur pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang. Berdasarkan fungsi ruang lalu lintas laut dikelompokkan atas:
Ruang lalu lintas laut (seaways) adalah bagian dari ruang perairan yang ditetapkan untuk menampung kapal lautyang berlayar atau berolah gerak pada satu lokasi/pelabuhan lainnya melalui arah dan posisi tertentu.
Alur pelayaran adalah bagian dari ruang lalu lintas laut yang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaranlainnya dianggap layak untuk dilayari. Alur pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang. Berdasarkan fungsi ruang lalu lintas laut dikelompokkan atas:
a)
Ruang lintas laut dimana pada
lokasi tersebut instruksi secara positif diberikan dari pemandu (sea
traffic controller) kepada nahkoda, contoh : alur masuk pelabuhan,
daerah labuh/anchorage area, kolam pelabuhan, daerah bandar dan sebagainya.
b)
Ruang lalu lintas laut dimana
pada lokasi tersebut hanya diberikan informasi tentang lalu lintas yang
diperlukan meliputi antara lain informasi tentang cuaca, kedalaman, pasang
surut, arus, gelombang dan lain-lain.
Alur pelayaran terdiri dari : alur pelayaran internasional yaitu alur laut
kepulauan untuk perlintasan yang sifatnya terus menerus, langsung dan cepat
bagi kapal asing yang melalui perairan Indonesia (innoncent passages), seperti
Selat Lombok-Selat Makassar, Selat Sunda-Selat Karimata, Laut Sawu-Laut
Banda-Laut Maluku, Laut Timor-Laut Banda-Laut Maluku, yang ditetapkan dengan
memperhatikan factor-faktor pertahanan keamanan,keselamatan berlayar, rute yang
biasanya digunakan untuk pelayaran internasional, tata ruang kelautan,
konservasi sumber daya alam dan lingkungan, dan jaringan kabel/pipa dasar laut
serta rekomendasi organisasi internasional yang berwenang.
2. Jaringan Pelayanan
Jaringan pelayanan transportasi laut dibedakan menurut kegiatan dan sifat
pelayanannya.Berdasarkan kegiatannya,jaringan transportasi laut terdiri dari:
a.
Jaringan transportasi laut dalam
negeri
b.
Jaringan
transportasi laut luar negeri
Selanjutnya jaringan transportasi
laut dalam negeri terdiri dari:
a.
Jaringan transportasi laut utama
yang menghubungkan antar pelabuhan yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan
distribusi.
b.
Jaringan transportasi laut
pengumpan yaitu yang menghubungkan pelabuhan yang berfungsi sebagai pusat
akumulasi dan distribusi dengan pelabuhan yang bukan berfungsi sebagai pusat
akumulasi dan distribusi. Disamping itu, jaringan ini juga menghubungkan
pelabuhan-pelabuhan yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi.
c.
Jaringan transportasi laut
perintis yaitu menghubungkan daerah terpencil atau daerah yang belum berkembang
dengan pelabuhan yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi atau
pelabuhan yang bukan berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi
Jaringan transportasi laut luar negeri ditetapkan dengan memperhatikan
perkembangan pusat industri, perdagangan dan pariwisata pengembangan daerah,
keterpaduan intra dan antar moda transportasi dan perwujudan kesatuan Wawasan
Nusantara. Berdasarkan sifat pelayanannya jaringan pelayanan transportasi laut
terdiri atas :
a.
Jaringan pelayanan transportasi
laut tetap dan teratur yaitu jaringan pelayanan dengan rute dan jadwal yang
telah ditetapkan.
b.
Jaringan pelayanan transportasi
laut tidak tetap dan tidak teratur yaitu jaringan pelayanan dengan rute dan
jadwal yang tidak ditetapkan.
Kelebihan dan Kekurangan Transportasi Laut
Kelebihan :
a.
Murah
b.
Dapat mengangkut barang dengan
volume yang lebih besar
c.
Polusi rendah
d.
Dapat menggunakan jalur mana saja
e.
Fasilitas kapal lebih mewah dan
lengkap dibandingkan transportasi lainnya (khusus kapal pesiar)
f.
Servis yang fleksibel
Kekurangan :
a.
Tidak cocok untuk barang-barang
yang mudah rusak dan busuk
b.
Tidak cocok untuk jarak
c.
Route yang tidak fleksibel
F. Jaringan transportasi Udara
1.
Tatanan Kebandarudaraan
Tatanan kebandarudaraanterdiri atas:
a)
bandar udara umum, dan
b)
bandar udara khusus.
a)
Bandar Udara Umum, terdiri atas:
·
bandar udara pusat penyebaran
skala pelayanan primer;
·
bandar udara pusat penyebaran
skala pelayanan sekunder;
·
bandar udara pusat penyebaran
skala pelayanan tersier; dan
·
bandar udara bukan pusat
penyebaran.
b)
Bandar udara khusus dikembangkan
untuk menunjang pengembangan kegiatan tertentu dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan di bidang kebandarudaraan.
2.
Ruang Udara
Ruang udara untuk penerbangan terdiri atas:
§
ruang udara di atas bandar udara
yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara;
§
ruang udara di sekitar bandar
udara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan; dan
§
ruang udara yang ditetapkan
sebagai jalur penerbangan.
§
Ruang udara untuk penerbangan
dimanfaatkan dengan mempertimbangkan pemanfaatan ruang udara bagi pertahanan
dan keamanan negara.
§
Ruang udara untuk penerbangan
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3.
Kriteria Teknis
a)
Bandar udara pusat penyebaran
skala pelayanan primer ditetapkan dengan
kriteria:
·
merupakan bagian dari prasarana
penunjang fungsi pelayanan PKN; dan
·
melayani penumpang dengan jumlah
paling sedikit 5.000.000 (lima juta) orang per tahun.
b)
Bandar udara pusat penyebaran
skala pelayanan sekunder ditetapkan dengan kriteria:
·
merupakan bagian dari prasarana
penunjang fungsi pelayanan PKN; dan
·
melayani penumpang dengan jumlah
antara 1.000.000 (satu juta) sampai dengan 5.000.000 (lima juta) orang per
tahun.
c)
Bandar udara pusat penyebaran
skala pelayanan tersier ditetapkan dengan kriteria:
·
merupakan bagian dari prasarana
penunjang fungsi pelayanan PKN atau PKW terdekat; dan
·
melayani penumpang dengan jumlah
antara 500.000 (lima ratus ribu) sampai dengan 1.000.000 (satu juta) orang per
tahun.
4.
Karakteristik kinerja
transportasi udara terbagi dalam beberapa Aspek antara lain :
- Kecepatan didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh perjalanan terhadap besaran waktu ketika suatu moda transportasi mulai bergerak hingga menuju ke titik tujuannya. Transportasi udara memiliki keunggulan dalam kecepatan hingga sepuluh kali lebih cepat dibandingkan moda tranportasi lainnya.
- Kelengkapan moda didefinisikan sebagai jaringan moda dan jumlah moda yang terkait dengan suatu transportasi. Transportasi udara sangat terbatas aksesnya, meskipun dari fungsi pencapaian, transportasi udara mampu bergerak melalui batasan Negara dengan cepat. Transportasi udara memerlukan Bandar udara yang biasanya terletak jauh dari daerah pemukiman, dan letak Bandar udara yang tidak setiap lokasi atau daerah ada. Dengan demikian, transportasi udara memerlukan kelengkapan moda yang terlibat di dalamnya, khususnya untuk akses darat menuju ke tempat tujuan yang lebih spesifik.
- Ketergantungan Transportasi udara dalam operasinya sangat bergantung dengan kondisi cuaca. Asap, kabut dan awan biasanya dapat menyebabkan tertunda atau berhenti sementara pengoperasian penerbangan. Meskipun terdapat sistem navigasi yang canggih dan pengawas lalu lintas udara, pada kondisi cuaca tertentu tetap dapat menyebabkan terhentinya penerbangan.
- Kapasitas Pesawat udara memiliki kapasitas berat untuk terbang dan ukuran fisik terbatas, sehingga kapasitas angkut pesawat sangat dibatasi. Selain berat, ukuran dan jenis barang yang dimuatpun sangat terbatas.
- Frekuensi Frekuensi didefinisikan sebagai jumlah perjalanan yang dapat dilakukan pada periode waktu tertentu. Karena memiliki keunggulan dalam kecepatannya, transportasi udara memiliki potensi frekuensi perjalanan yang tinggi. Meskipun demikian, waktu tunggu muat barang dan penumpang terkadang menyebabkan penurunan frekuensi. Dalam sisi ini juga, sebenarnya perbandingan frekuensi perjalanan antar moda berbasis ukuran kecepatan tidak mudah. Frekuensi penerbangan bisa lebih dari satu tujuan setiap harinya dengan jarak yang jauh, walaupun jika diukur tingkat frekuensi terhadap waktunya menjadi kurang baik
- Biaya Biaya merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelaku perjalanan atau penerima jasa terhadap perjalanan yang dialaminya. Untuk pengoperasian pesawat diperlukan komponen utama dan pendukung yang tidak sedikit. Selain penilaian biaya operasi pesawat dan faktor pengembalian investasi, penerbangan juga memerlukan fasilitas pendukung penerbangan misalnya ATC, airport, dll., yang memerlukan biaya yang besar. Dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, transportasi udara memerlukan biaya operasional yang tinggi, sehingga pengguna jasa penerbangan biasanya akan membayarkan uang yang jumlahnya lebih besar daripada menggunakan moda transportasi lainnya.
5.
Dampak
Transportasi Udara
1.
Perekonomian, Adanya angkutan
udara mengakibatkan faktor jarak dan geografis daratan bukan lagi menjadi
batasan pergerakan manusia atau barang untuk pencapaian yang cepat. Kondisi ini
mengakibatkan hubungan antara aktivitas produksi dan konsumsi dapat dicapai
dengan lebih cepat dan waktu yang lebih singkat.
2.
Sosial Kemasyarakatan, Angkutan
udara menyebabkan interaksi budaya (sosial) menjadi lebih dekat dan cepat
dengan mengeleminasi fungsi jarak. Masyarakat di suatu daerah dapat dengan
mudah mengenal secara langsung kondisi sosial di masyarakat Didaerah lainnya.
Hal ini juga dapat menyebabkan berkembangnya interaksi sosial (pertukaran
budaya) bahkan dapat memungkinkan adanya perubahan karakter sosial
kemasyarakatan suatu komunitas yang dipengaruhi oleh komunitas lainnya.
3.
Politik dan Keamanan/Pertahanan
Peranan angkutan udara pada bidang politik dan khususnya pada
keamanan/pertahanan di suatu wilayah negara menjadi sangat penting. Mobilisasi
pasukan dan peralatan tempur menggunakan angkutan udara menjadi semakin cepat.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kebutuhan
transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat
aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya.
2. Sarana
transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam
aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah
yang lain.
B. SARAN
1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus
menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan,
pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus
berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur
tersebut.
2. Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya
perlu untuk selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi
masyarakat di daerah terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan
untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat
terhadap tata niaga dan distribusinya dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi, Jakarta; Ghalia Indonesia.
http://www.academia.edu/30931760/Rekayasa_Transportasi_-_Jaringan_Transportasi