MAKALAH
Konstruksi
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Manajemen
Konstruksi
Dosen
Pengampu : Septyanto Kurniawan S.T, M.T
Oleh :
Rico
Reynando Bandarsyah
Alpian
Egi
Ardiansyah
Dino
Ramadhan
Misbahul
Munir
Agung
Ginanjar Putra
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS
TEKNIK
JURUSAN
TEKNIK SIPIL
TAHUN
AJARAN 2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
kami susun untuk dapat memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Konstruksi
Disini tak
lupa sampaikan juga banyak – banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan andil dalam tugas ini sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tak lupa saya sampaikan juga banyak–banyak terimakasih
kepada bapak Septyanto Kurniawan S.T, M.T selaku dosen dalam mata
kuliah Manajemen Konstruksi, karena banyak dari penjelasan beliau tugas ini
dapat terselesaikan dan bisa digunakan untuk semestinya dan fungsinya.
Kami mohon
maaf atas kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu saya berharap kritik dan saran agar dapat
membangun makalah ini dengan baik.
Metro, 03 Mei
2018
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konstruksi........................................................................................... 3
B.
Tahapan-Tahapan Dalam Proyek
Konstruksi........................................................ 4
C.
Proses Kegiatan Suatu Proyek............................................................................... 8
D.
Tahap Pelaksanaan Konstruksi............................................................................ 11
E.
Mobilisasi Sumber daya....................................................................................... 13
F.
Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi............................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................... 15
B. Saran..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 16
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebelumnya
kita harus mengetahui arti dari Manajemen Konstruksi, yaitu bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang
ditentukan dan dibatasi oleh waktu dan juga sumber daya yang terbatas. Sehingga
garis besar dari proyek konstruksi, yaitu suatu upaya untuk mendapatkan hasil
yang dirubah menjadi bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur atau bangunan
ini mencakup beberapa pekerjaan utama yang termasuk di dalamnya bidang teknik
sipil/engineer dan arsitektur/designer(perencana), juga dapat melibatkan disiplin ilmu
pengetahuan lainnya.
Lebih dalam
dari Manajemen Proyek Konstruksi , suatu proses penerapan fungsi/kegunaan
manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan penerapan.Dimana berjalan secara
sistimatis pada setiap bagian–bagian tersebut terdapat pada proyek, dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif agar tercapai
tujuan proyek tersebut dengan benar.
Manajemen
Konstruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan waktu. Dimana
manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen material lebih
ditekankan dan digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi, 20% dari manajemen
perencanaan berperan dan sisanya, yaitu manajemen pelaksanaan termasuk
didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek mendapatkan bagian yang lebih
besar.
B. Rumusan
Masalah
- Bagaimanakah Pengertian konstruksi itu sendiri?
- Bagaimanakah Tahapan-tahapan dalam suatu Konstruksi?
- Seperti apakah proses kegiatan suatu proyek Konstruksi?
- Bagaimanakah Tahap Pelaksanaan Konstruksi?
- Bagaimanakah Mobilisasi Sumber daya?
- Bagaimanakah Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi?
C. Tujuan
1.
Mengetahui makna Pengertian konstruksi itu
sendiri?
2.
Mengetahui Tahapan-tahapan dalam suatu Konstruksi?
3.
Mengetahui Seperti apakah proses kegiatan suatu proyek
Konstruksi?
4.
Mengetahui Bagaimanakah Tahap Pelaksanaan Konstruksi?
5.
Mengetahui Bagaimanakah Mobilisasi Sumber daya?
6.
Mengetahui Apa Saja Dokumen hasil Pelaksanaan
Konstruksi?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstruksi
Konstruksi
merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang
arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan
atau satuan infrastruktur pada sebuah area.
Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan.
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya) Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan.
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya) Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Pada
umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur desain, atau
arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pengawasan
lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh
bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik
sebuah konstruksi.
Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode menentukan besarnya biaya yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi seperti peralatan penunjang K3 saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan,ketersediaan peralatan perlindungan diri, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya.
Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan / anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll
Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode menentukan besarnya biaya yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi seperti peralatan penunjang K3 saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan,ketersediaan peralatan perlindungan diri, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya.
Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan / anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll
B. Tahapan-Tahapan
Dalam Proyek Konstruksi
1.
Tahap Perencanaan (Planning)
Semua proyek
konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun berdasarkan
kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik.
Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :
a)
Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan
arah gerak dari kegiatan yang akan dilakukan.
b)
Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai
untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya.
c)
Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka
perlu diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai
d)
Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat
dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif
yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan
kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak
merugikan kelak.
e)
Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang
mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan.
Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian
proses yang dilakukan sesuai urutannya. Dari proses tersebut perencanaan
disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan.
2.
Tahap Studi Kelayakan (Feasibility
Study)
Pada tahap
ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang
diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :
a.
Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat
estimasi biaya
b.
Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
c.
Menyusun analisis kelayakan proyek
d.
Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK)
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK)
3.
Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap
ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga
konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik. Kegiatan
yang dilaksanakan :
a)
Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan
tenaga ahli
b)
Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan
lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
c)
Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana
pelaksanaan
d)
Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat
menggambarkan denah dan batas-batas proyek. Pihak yang terlibat adalah pemilik
dan Konsultan Perencana.
4.
Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap
ini adalah melakukan perancangan (design)
yang lebih mendetail sesuai dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat
Gambar rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya. Kegiatan
yang dilaksanakan :
a)
Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian
akhir
b)
Memeriksa masalah teknis.
c)
Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
d)
Mempersiapkan:
·
Rancangan terinci, Gambar kerja, spesifikasi dan
jadwal, serta daftar kuantitas
·
Taksiran biaya akhir.
Pihak yang
terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa nilai dan
atau konsultan quantitiy surveyor.
5.
Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahap
ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek konstruksi
tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya Kegiatan yang dilaksanakan :
a)
Prakulaifikasi
b)
Dokumen Kontrak
Pihak yang
terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan MK.
6.
Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan pada
tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang
sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah
disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.
Kegiatan
yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua
oprasional di lapangan :
a)
Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah
·
Perencanaan dan pengendalian Jadwal waktu pelaksanaan
·
Organisasi lapangan
·
Tenaga kerja
·
Peralatan dan material
b)
Kegiatan Koordinasi adalah
·
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan
·
Mengkoordinasi para sub kontraktor
Pihak yang
terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor, Sub
Kontraktor, suplier dan instansi terkait.
7.
Tahap Pemeliharaan dan
Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Tujuan pada
tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan dokumen
kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang
dilakukan adalah :
a.
Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa
data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
b.
Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki
kerusakan- kerusakan
c.
Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta
pedoman pemeliharaan.
d.
Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan
e.
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK,
pemakai, pemilik.
C.
Proses
Kegiatan Suatu Proyek
(BIDANG JASA KONSTRUKSI)
(BIDANG JASA KONSTRUKSI)
A. PRA-LELANG
1. Pemasaran
2. Penentuan keikutser-taan Prakwalifikasi
3. Pengambilan Doku-men Prakualifikasi
4. Proses Pembuatan Do-kumen Prakualifikasi.
5. Undangan Lelang/Tender
6. Penentuan Keikutser-taan Lelang /Tender
1. Pemasaran
2. Penentuan keikutser-taan Prakwalifikasi
3. Pengambilan Doku-men Prakualifikasi
4. Proses Pembuatan Do-kumen Prakualifikasi.
5. Undangan Lelang/Tender
6. Penentuan Keikutser-taan Lelang /Tender
B. PROSES
LELANG
1. Pengambilan Dokumen Lelang
2. Pembentukan Team Pe-laksana Lelang
3. Membaca & Mempela-jari Dokumen Lelang
4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan
5. Pelajari lebih mendalam Dokumen lelang
6. Survey Lapangan
7. Perhitungan Volume
8. Metode Kerja
9. Sub-Kontraktor
10. Keselamatan dan Kese-hatan Kerja (K3)
11. Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek
12. Plafond Harga Penawar-an
13. Proses Komputer RAB, scheduling, resources plan
14. Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat-Syarat Administrasi.
15. Memperhitungkan ke-mampuan Lawan
16. Perhitungan Mark Up
17. Pengecekan dan Pemasu-kan Penawaran
18. Laporan hasil Lelang/-Tender
19. Data-data tetap
1. Pengambilan Dokumen Lelang
2. Pembentukan Team Pe-laksana Lelang
3. Membaca & Mempela-jari Dokumen Lelang
4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan
5. Pelajari lebih mendalam Dokumen lelang
6. Survey Lapangan
7. Perhitungan Volume
8. Metode Kerja
9. Sub-Kontraktor
10. Keselamatan dan Kese-hatan Kerja (K3)
11. Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek
12. Plafond Harga Penawar-an
13. Proses Komputer RAB, scheduling, resources plan
14. Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat-Syarat Administrasi.
15. Memperhitungkan ke-mampuan Lawan
16. Perhitungan Mark Up
17. Pengecekan dan Pemasu-kan Penawaran
18. Laporan hasil Lelang/-Tender
19. Data-data tetap
C. PASCA
LELANG
1. Laporan
Hasil Evalua-si Lelang
2. Klarifikasi
& Negoi-sasi
3. Penunjukkan
Peme-nang
4. Surat
Penunjukkan Pemenang
a. SPK
b. Persiapan Pembua-tan Kontrak
c. Peninjauan
Proses Pembuatan Kontrak
5. Pembuatan
Kontrak
D. PRA PELAKSANAAN (Perencanaan)
1. Penyerahan Dokumen Le-lang (Buku Merah)
2. Pembentukan Team Buku Biru
Tugas Team Buku Biru :Survey Lapangan
1. Penyerahan Dokumen Le-lang (Buku Merah)
2. Pembentukan Team Buku Biru
Tugas Team Buku Biru :Survey Lapangan
·
Survey Laboratorium
·
Pengecekan Volume
·
Penyusunan Metode kerja
·
Perhitungan Harga Satu-an Item Pekerjaan yang
sudah mencakup K3 (Keselamatan & Kese-hatan Kerja)
·
Evaluasi
Sub Kontrak-tor/Vendor
·
Proses Komputer
·
Penyusunan Buku Biru
3. Penyusunan
Rencana Mutu Proyek (PQP)
4. Penyusunan
RK3P (Renca-na Keselamatan dan Kese-hatan Kerja)
5. Engineering (design)
6. Proses
Produksi (Fabrikasi)
E. PELAKSANAAN
Tingkat Proyek
1. Pembentukan Organisa-si Proyek & Penem-patan SDM
2. Program Kerja Minggu-an/Bulanan (Detail)
3. Proses Kegiatan Phisik di Lapangan
4. Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Per-alatan
5. Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Tenaga Kerja
6. Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Material
7. Proses Kegiatan Penga-daan & Penggunaan Ke-uangan
8. Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Sub Kontrak-tor/Vendor
9. Proses Kegiatan Admi-nistrasi dengan Pihak Bouwheer (Client) dan Konsultan Pengawas/-Perencana
10. Proses Kegiatan Pelaksa naan K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja)
Tingkat Proyek
1. Pembentukan Organisa-si Proyek & Penem-patan SDM
2. Program Kerja Minggu-an/Bulanan (Detail)
3. Proses Kegiatan Phisik di Lapangan
4. Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Per-alatan
5. Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Tenaga Kerja
6. Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Material
7. Proses Kegiatan Penga-daan & Penggunaan Ke-uangan
8. Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Sub Kontrak-tor/Vendor
9. Proses Kegiatan Admi-nistrasi dengan Pihak Bouwheer (Client) dan Konsultan Pengawas/-Perencana
10. Proses Kegiatan Pelaksa naan K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja)
F. PENGENDALIAN
1. Waktu
Pengendalian
2. Hal-hal
yang perlu di kendalikan adalah :
·
Waktu Pelaksanaan (Phisik)
·
Alokasi Sumber Daya (Tenaga, Alat, Bahan, Dana
·
Metode kerja
·
Keselamatan & Kese-hatan Kerja (K3)
·
Sub-Kontraktor
·
Biaya Pelaksanaan & Termiyn
·
Mutu Pekerjaan
·
Manajemen
3. Tingkat Pengendalian
4. Revisi Piranti Pengen-dalian (Buku Biru)
5. Adendum Kontrak
3. Tingkat Pengendalian
4. Revisi Piranti Pengen-dalian (Buku Biru)
5. Adendum Kontrak
G. PENDATAAN
1. Evaluasi
Proyek atas :
·
Buku Biru
·
PQP
·
Pelaksanaan Biaya,Mutu, Waktu
·
Pelaksanaan K3
2. Pengarsipan
Doku-men
D.
Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Konstruksi
Menurut Permen PU 45/2007
pada BAB III Tahapan Pembangunan Bangunan Gedung Negara antara lain sebagai
berikut:
- Dalam pelaksanaan konstruksi bangunan gedung negara sudah termasuk tahap pemeliharaan konstruksi.
- Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan mendirikan bangunan gedung, baik merupakan pembangunan baru, perbaikan sebagian atau seluruhnya,maupun perluasan yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan yang belum selesai, dan/atau perawatan rehabilitasi, renovasi, restorasi) dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa pelaksana konstruksi sesuai ketentuan
- Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang telah disusun oleh perencana konstruksi, dengan segala tambahan dan perubahannya pada saat penjelasan pekerjaan/aanwijzing pelelangan, serta ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis) yang dipersyaratkan.
- Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan: kualitas masukan (bahan, tenaga, dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan), dan kualitas hasil pekerjaan, seperti yang tercantum dalam RKS
- Pelaksanaan konstruksi harus mendapatkan pengawasan dari penyedia jasa pengawasan konstruksi atau penyedia jasa manajemen konstruksi.
- Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
- Penyusunan Kontrak Kerja Pelaksanaan Konstruksi dan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan/Serah Terima Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi maupun Pengawasan Konstruksi mengikuti ketentuan yang tercantum dalam peraturan presiden tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah dan petunjuk teknis pelaksanaannya
- Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini penyedia jasa pelaksanaan konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
- Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di luar gedung, harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau kerusakan yang menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka harus diperbaiki sampai berfungsi dengan sempurna.
- Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan konstruksi bangunan gedung negara, masa pemeliharaan konstruksi untuk bangunan gedung semi permanen minimal selama 3 (tiga) bulan dan untuk bangunan gedung permanen minimal 6 (enam) bulan terhitung sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
- Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen pelaksanaan konstruksi
E.
Mobilisasi
Konstruksi
Mobilisasi
dan Demobilisasi proyek adalah kegiatan mendatangkan ke lokasi (mobilisasi) dan
mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek sesuai spesifikasi yang
ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan darat (trailer
/ truck besar) atau alat angkut air (ponton)
Mobilisasi adalah kegiatan untuk mendatangkan sumber daya dalam proyek
seperti yang di bawah ini:
1.
Membeli dan menyewa tanah/lahan untuk membuat base
camp.
2.
Mendatangkan staff dan personil kerja sesuai dengan
kebutuhan lapangan.
3.
Mendatang peralatan seperti yang tertera dalam dokumen
penawaran seperti peralatan laboratorium dan peralatan konstruksi utama.
4.
Menyediakan base camp seperti kantor lapangan, gudang,
bengkel, dan lain-lain.
5.
Mendatang bahan pekerjaan.
Dalam melakukan Mobilisasi harus memperhatikan :
·
Pemberitahukan
dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang akan
digunakan kepada konsultan pengawas lapangan oleh kontraktor
·
Sebelum
dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta persetujuan
terhadap jenis / kapasitas excavator yang akan digunakan kepada konsultan
pengawas lapangan.
·
Segala
resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.
F.
Dokumen
hasil Pelaksanaan Konstruksi
Dokumen hasil Pelaksanaan
Konstruksi, meliputi:
1.
gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as
built drawings).
2.
semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat
pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
3.
kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan
pengawasan beserta segala perubahan/ addendumnya.
4.
laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama
pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir manajemen konstruksi/pengawasan,
dan laporan akhir pengawasan berkala.
5.
berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan
tambah/kurang, serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara
lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
6.
Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan
kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.
7.
manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung,
termasuk petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan
perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari sekian banyak pembahasan yang tertera
di atas maka dapat kita simpulkan bahwa manajemen proyek sangat lah penting
dalam suatu konstruksi dimana dengan proyek konstruksi yang serumit dan sebesar
itu tentunya di perlukan suatu alat yang berguna dalam pengaturan jalanya
proyek tersebut yang disebut menejemen proyek konstruksi.
Saran
Mengingat begitu pentingnya dan
sentralnya suatu konstruksi maka di sarankan agar melakukan persiapan
sematang-matangnya dalam melakukan perencanaan menejemen karena kalau adanya
kesalahan manajemen maka akan gagal total lah suatu proyek tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahtekniksipil.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-
konstruksi.html
http://architectaria.com/planning-scheduling-and-project-operation-with-
barchart-and-s-curve-perencanaan-penjadwalan-dan-pengendalian-proyek-denganbar-chart-dan-s-curve.html
https://isnanurfaizin.wordpress.com/2017/09/02/makalah-manajemen-konstruksi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar