Cari Blog Ini

Selasa, 08 Mei 2018

Management Konstruksi


MAKALAH
Konstruksi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Manajemen Konstruksi

Dosen Pengampu : Septyanto Kurniawan S.T, M.T


  Oleh :
Rico Reynando Bandarsyah   
Alpian                                     
                                    Egi Ardiansyah                     
                                    Dino Ramadhan                      
                                    Misbahul Munir                       
                                    Agung Ginanjar Putra             

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR 
          Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami  selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk dapat memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Konstruksi
Disini tak lupa sampaikan juga banyak – banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan andil dalam tugas ini sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik  dan tak lupa saya sampaikan juga banyak–banyak terimakasih kepada bapak  Septyanto Kurniawan S.T, M.T selaku dosen dalam mata kuliah Manajemen Konstruksi, karena banyak dari penjelasan beliau tugas ini dapat terselesaikan dan bisa digunakan untuk semestinya dan fungsinya.
Kami mohon maaf atas kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu saya berharap kritik dan saran agar dapat membangun makalah ini dengan baik.


Metro, 03 Mei  2018 
                                                                                                                               Kelompok 3 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I  PENDAHULUAN
      A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
      B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
      C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2  
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Konstruksi........................................................................................... 3
B.     Tahapan-Tahapan Dalam Proyek Konstruksi........................................................ 4
C.     Proses Kegiatan Suatu Proyek............................................................................... 8
D.    Tahap Pelaksanaan Konstruksi............................................................................ 11
E.     Mobilisasi Sumber daya....................................................................................... 13
F.      Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi............................................... 14
BAB III PENUTUP
      A. Kesimpulan........................................................................................................... 15
      B. Saran..................................................................................................................... 15 
DAFTAR  PUSTAKA.................................................................................................. 16 




BAB 1
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sebelumnya kita harus mengetahui arti dari Manajemen Konstruksi,  yaitu bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan dibatasi oleh waktu dan juga sumber daya yang terbatas. Sehingga garis besar dari proyek konstruksi, yaitu suatu upaya untuk mendapatkan hasil yang dirubah menjadi bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur atau bangunan ini mencakup beberapa pekerjaan utama yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil/engineer dan arsitektur/designer(perencana),  juga dapat melibatkan disiplin ilmu pengetahuan lainnya.
Lebih dalam dari Manajemen Proyek Konstruksi , suatu proses penerapan fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan penerapan.Dimana berjalan secara sistimatis pada setiap bagian–bagian tersebut terdapat pada proyek, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif agar tercapai tujuan proyek tersebut dengan benar.
Manajemen Konstruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan waktu. Dimana manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen material  lebih ditekankan dan digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi, 20% dari manajemen perencanaan berperan dan sisanya, yaitu manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek mendapatkan bagian yang lebih besar.

B.   Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah  Pengertian konstruksi itu sendiri?
  2. Bagaimanakah Tahapan-tahapan dalam suatu Konstruksi?
  3. Seperti apakah proses kegiatan suatu proyek Konstruksi?
  4. Bagaimanakah Tahap Pelaksanaan Konstruksi?
  5. Bagaimanakah Mobilisasi Sumber daya?
  6. Bagaimanakah Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi?

C.   Tujuan
1.      Mengetahui makna Pengertian konstruksi itu sendiri?
2.      Mengetahui Tahapan-tahapan dalam suatu Konstruksi?
3.      Mengetahui Seperti apakah proses kegiatan suatu proyek Konstruksi?
4.      Mengetahui Bagaimanakah Tahap Pelaksanaan Konstruksi?
5.      Mengetahui Bagaimanakah Mobilisasi Sumber daya?
6.      Mengetahui Apa Saja Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi?














BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Konstruksi
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area.

      Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan.

      Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya) Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur desain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

      Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode menentukan besarnya biaya yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi seperti peralatan penunjang K3 saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan,ketersediaan peralatan perlindungan diri, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya.

      Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan / anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll

B.   Tahapan-Tahapan Dalam Proyek Konstruksi
1.      Tahap Perencanaan (Planning)
Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik.
Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :
a)      Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan dilakukan.
b)      Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya.
c)      Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
d)     Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak.
e)      Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan.
Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan.

2.      Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :
a.          Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
b.          Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
c.          Menyusun analisis kelayakan proyek
d.         Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK)

3.      Tahap Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik. Kegiatan yang dilaksanakan :
a)      Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
b)      Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
c)      Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
d)     Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah dan batas-batas proyek. Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.

4.      Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuai dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB),  metoda pelaksanaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan :
a)      Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir
b)      Memeriksa masalah teknis.
c)      Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
d)     Mempersiapkan:
·         Rancangan terinci, Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal, serta daftar kuantitas
·         Taksiran biaya akhir.
Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa nilai dan atau konsultan quantitiy surveyor.

5.      Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya Kegiatan yang dilaksanakan :
a)      Prakulaifikasi
b)      Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan MK.



6.      Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.  
Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua oprasional di lapangan :
a)      Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah
·         Perencanaan dan pengendalian Jadwal waktu pelaksanaan
·         Organisasi lapangan
·         Tenaga kerja
·         Peralatan dan material
b)      Kegiatan Koordinasi adalah
·         Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan
·         Mengkoordinasi para sub kontraktor
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor, Sub Kontraktor, suplier dan instansi terkait.

7.      Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dilakukan adalah :
a.       Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
b.      Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan
c.       Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.
d.      Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan
e.       Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.


C.   Proses Kegiatan Suatu Proyek
(BIDANG JASA KONSTRUKSI)
A.    PRA-LELANG
1.    Pemasaran
2.    Penentuan keikutser-taan Prakwalifikasi
3.    Pengambilan Doku-men Prakualifikasi
4.    Proses Pembuatan Do-kumen Prakualifikasi.
5.    Undangan Lelang/Tender
6.    Penentuan Keikutser-taan Lelang /Tender

B.     PROSES LELANG
1.    Pengambilan Dokumen Lelang
2.    Pembentukan Team Pe-laksana Lelang
3.    Membaca & Mempela-jari Dokumen Lelang
4.    Aanwijzing Kantor dan Lapangan
5.    Pelajari lebih mendalam Dokumen lelang
6.    Survey Lapangan
7.    Perhitungan Volume
8.    Metode Kerja
9.    Sub-Kontraktor
10.    Keselamatan dan Kese-hatan Kerja (K3)
11.    Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek
12.    Plafond Harga Penawar-an
13.    Proses Komputer  RAB, scheduling,  resources plan
14.    Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat-Syarat Administrasi.
15.    Memperhitungkan ke-mampuan Lawan
16.    Perhitungan Mark Up
17.    Pengecekan dan Pemasu-kan Penawaran
18.    Laporan hasil Lelang/-Tender
19.    Data-data tetap

C.     PASCA LELANG
1.      Laporan Hasil Evalua-si Lelang
2.      Klarifikasi & Negoi-sasi
3.      Penunjukkan Peme-nang
4.      Surat Penunjukkan Pemenang
a.       SPK
b.       Persiapan Pembua-tan Kontrak
c.       Peninjauan Proses Pembuatan Kontrak
5.      Pembuatan Kontrak

D.     PRA PELAKSANAAN (Perencanaan)
1.   Penyerahan Dokumen Le-lang (Buku Merah)
2.   Pembentukan Team Buku Biru
      Tugas Team Buku Biru :Survey Lapangan
·         Survey Laboratorium
·         Pengecekan Volume
·         Penyusunan Metode  kerja
·         Perhitungan Harga Satu-an Item Pekerjaan yang sudah mencakup K3 (Keselamatan & Kese-hatan Kerja)
·          Evaluasi Sub Kontrak-tor/Vendor
·         Proses Komputer
·         Penyusunan Buku Biru
3.      Penyusunan Rencana Mutu Proyek (PQP)
4.      Penyusunan RK3P (Renca-na Keselamatan dan Kese-hatan Kerja)
5.       Engineering (design)
6.      Proses Produksi (Fabrikasi)

E.     PELAKSANAAN
Tingkat Proyek
1.    Pembentukan Organisa-si Proyek & Penem-patan SDM
2.    Program Kerja Minggu-an/Bulanan (Detail)
3.    Proses Kegiatan Phisik di Lapangan
4.    Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Per-alatan
5.    Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Tenaga Kerja
6.    Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Material
7.    Proses Kegiatan Penga-daan & Penggunaan Ke-uangan
8.    Proses Kegiatan Penga daan & Penggunaan Sub Kontrak-tor/Vendor
9.    Proses Kegiatan Admi-nistrasi dengan Pihak Bouwheer (Client) dan Konsultan Pengawas/-Perencana
10.    Proses Kegiatan Pelaksa naan K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja)

F.      PENGENDALIAN
1.      Waktu Pengendalian
2.      Hal-hal yang perlu di kendalikan adalah  :
·         Waktu Pelaksanaan (Phisik)
·         Alokasi Sumber Daya (Tenaga, Alat, Bahan, Dana
·         Metode kerja
·         Keselamatan & Kese-hatan Kerja (K3)
·         Sub-Kontraktor
·         Biaya Pelaksanaan & Termiyn
·         Mutu Pekerjaan
·         Manajemen
3.    Tingkat Pengendalian
4.    Revisi Piranti Pengen-dalian (Buku Biru)
5.    Adendum Kontrak

G.    PENDATAAN
1.      Evaluasi Proyek atas :
·         Buku Biru
·         PQP
·         Pelaksanaan Biaya,Mutu, Waktu
·         Pelaksanaan K3
2.      Pengarsipan Doku-men


D.   Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Konstruksi
Menurut Permen PU 45/2007 pada BAB III Tahapan Pembangunan Bangunan Gedung Negara antara lain sebagai berikut:
  1. Dalam pelaksanaan konstruksi bangunan gedung negara sudah termasuk tahap pemeliharaan konstruksi.
  2. Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan mendirikan bangunan gedung, baik merupakan pembangunan baru, perbaikan sebagian atau seluruhnya,maupun perluasan yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan yang belum selesai, dan/atau perawatan rehabilitasi, renovasi, restorasi) dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa pelaksana konstruksi sesuai ketentuan
  3. Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang telah disusun oleh perencana konstruksi, dengan segala tambahan dan perubahannya pada saat penjelasan pekerjaan/aanwijzing pelelangan, serta ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis) yang dipersyaratkan.
  4. Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan: kualitas masukan (bahan, tenaga, dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan), dan kualitas hasil pekerjaan, seperti yang tercantum dalam RKS
  5. Pelaksanaan konstruksi harus mendapatkan pengawasan dari penyedia jasa pengawasan konstruksi atau penyedia jasa manajemen konstruksi.
  6. Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
  7. Penyusunan Kontrak Kerja Pelaksanaan Konstruksi dan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan/Serah Terima Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi maupun Pengawasan Konstruksi mengikuti ketentuan yang tercantum dalam peraturan presiden tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah dan petunjuk teknis pelaksanaannya
  8. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini penyedia jasa pelaksanaan konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
  9. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di luar gedung, harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau kerusakan yang menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka harus diperbaiki sampai berfungsi dengan sempurna.
  10. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan konstruksi bangunan gedung negara, masa pemeliharaan konstruksi untuk bangunan gedung semi permanen minimal selama 3 (tiga) bulan dan untuk bangunan gedung permanen minimal 6 (enam) bulan terhitung sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
  11. Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen pelaksanaan konstruksi

E.   Mobilisasi Konstruksi

Mobilisasi dan Demobilisasi proyek adalah kegiatan mendatangkan ke lokasi (mobilisasi) dan mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan darat (trailer / truck besar) atau alat angkut air (ponton)
Mobilisasi adalah kegiatan untuk mendatangkan sumber daya dalam proyek seperti yang di bawah ini:
1.      Membeli dan menyewa tanah/lahan untuk membuat base camp.
2.      Mendatangkan staff dan personil kerja sesuai dengan kebutuhan lapangan.
3.      Mendatang peralatan seperti yang tertera dalam dokumen penawaran seperti peralatan laboratorium dan peralatan konstruksi utama.
4.      Menyediakan base camp seperti kantor lapangan, gudang, bengkel, dan lain-lain.
5.      Mendatang bahan pekerjaan.
Dalam melakukan Mobilisasi harus memperhatikan :
·         Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan oleh kontraktor
·         Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan.
·        Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi tanggung jawab kontraktor.



F.    Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi
Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi:
1.      gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings).
2.      semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
3.      kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan beserta segala perubahan/ addendumnya.
4.      laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir manajemen konstruksi/pengawasan, dan laporan akhir pengawasan berkala.
5.      berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
6.      Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.
7.      manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.











BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari sekian banyak pembahasan yang tertera di atas maka dapat kita simpulkan bahwa manajemen proyek sangat lah penting dalam suatu konstruksi dimana dengan proyek konstruksi yang serumit dan sebesar itu tentunya di perlukan suatu alat yang berguna dalam pengaturan jalanya proyek tersebut yang disebut menejemen proyek konstruksi.
Saran
Mengingat begitu pentingnya dan sentralnya suatu konstruksi maka di sarankan agar melakukan persiapan sematang-matangnya dalam melakukan perencanaan menejemen karena kalau adanya kesalahan manajemen maka akan gagal total lah suatu proyek tersebut.











DAFTAR PUSTAKA

http://architectaria.com/planning-scheduling-and-project-operation-with- barchart-and-s-curve-perencanaan-penjadwalan-dan-pengendalian-proyek-denganbar-chart-dan-s-curve.html
https://isnanurfaizin.wordpress.com/2017/09/02/makalah-manajemen-konstruksi/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaringan Transportaasi

MAKALAH Jaringan Transportaasi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Sistem Transportasi Dosen Peng...